Popular Post

Peringati Hardiknas dan Harkitnas, Pekan Pendidikan Kembali Digelar

By : Reynaldi
Hari pendidikan nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei seharusnya menjadi momentum tersendiri bagi pendidikan di Indonesia. Tidak hanya diprakarsai oleh staf dan tenaga pengajar saja. Kemajuan pendidikan Indonesia haruslah didukung oleh semua elemen masyarakat tanpa terkecuali. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pesta Pendidikan (PeKan) yang hingga saat ini didukung oleh lebih dari 90 organisasi dan komunitas kembali diperkenalkan secara resmi kepada publik di Museum Sejarah Diorama Monumen Nasional (Monas). Pengenalan ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Rasyid Baswedan, para pejabat sektor pendidikan, tokoh masyarakat dan ratusan perwakilan komunitas dan organisasi pendukung program.
Najelaa Shihab, penggagas sekaligus penggiat PeKan menyatakan bahwa kegiatan ini diadakan untuk menggugah kebangkitan semesta pendidikan nasional perlu terdapat sebuah cara agar praktik-praktik baik yang selama ini telah memberi makna bagi reformasi pendidikan dapat teridentifikasi, diapresiasi dengan baik dan dirayakan untuk menarik lebih banyak keterlibatan warga.
“Pesta Pendidikan adalah wadah alternatif yang belum pernah dimiliki dunia pendidikan dalam menyatukan keterlibatan seluruh aktor pendidikan. Selain itu, Pendidikan adalah pengalaman bersama dan kepentingan utama yang menyentuh kita semua. Oleh karenanya, bergerak untuk pendidikan bukan semata menjadi tanggung jawab satu pihak atau sekelompok orang saja. Tema Pesta Pendidikan ‘Semua Murid Semua Guru’ dimaksudkan untuk memberi inspirasi bagi semua lapisan masyarakat, bahwa belajar adalah proses sepanjang hayat dan kontribusi terhadap pendidikan dapat dilakukan lewat berbagai cara sesuai profesi dan kapasitas masing-masing, ”jelas Najelaa.
PeKan dilaksanakan sepanjang bulan Mei 2016, dengan mengambil momentum semangat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, melalui serangkaian kegiatan yang digerakkan oleh seluruh komunitas dan organisasi pendukung – termasuk puluhan media – di berbagai jalur, melalui berbagai pendekatan dan di berbagai kota di Indonesia. Hal ini ditandai dengan peluncuran buku “Belajar dari Ki Hajar” dan “Budi Dr. Soetomo” melalui pertunjukan monolog Dr. Soetomo yang diperankan oleh Anies Baswedan dan aktor multi talenta Reza Rahardian sebagai Ki Hajar Dewantara. Acara diakhiri dengan penyalaan pelita Pesta Pendidikan di tugu Monas dengan kampanye “Semua Murid Semua Guru” oleh seluruh organisasi dan komunitas yang terlibat.
Anies Baswedan, Menteri Pendidikan Indonesia menekankan bahwa pendidikan harus mewujud sebagai sebuah gerakan bersama. Pesta Pendidikan merupakan contoh nyata pelibatan publik yang merubah paradigma bahwa pendidikan adalah urusan pemerintah dan pihak sekolah saja.
“Sebaliknya orang tua dan lingkungan juga turut menentukan keberhasilan proses pendidikan anak. Selain itu, ekosistem pendidikan perlu terbuka terhadap nilai-nilai dan pendekatan baru, inovatif, serta memahami kebutuhan anak dan tuntutan masa depan,” ujar Anies.
Puncak acara dari PeKan nantinya akan diselenggarakan di FX Mall Jakarta pada tanggal 29 Mei. Pesta Pendidikan memiliki sejumlah agenda kegiatan besar yaitu peluncuran lagu dari musisi untuk pendidikan, kampanye dan lomba video “Ini Inspirasiku”, lomba desain seragam dan simbol identitas “Untuk Guru”, rangkaian kegiatan “Buka Pintu Sekolah” yang dikemas dalam bentuk workshop maupun talkshow, roadshow Guru Berbudi dan Teman Belajar, pelatihan bersama para desainer visual, dongeng keliling, Kontak Kampus, Kampanye “Mitos VS Fakta Pendidikan Indonesia” dan peluncuran “Sinedu.id” yang dikemas sebagai program pengembangan literasi media melalui film untuk siswa, guru dan orang tua.




Seluruh pihak yang terlibat diharapkan dapat tergugah untuk meningkatkan kapasitas diri dalam menyelenggarakan pendidikan melalui cara-cara yang menyenangkan dan bermakna. “Pesta Pendidikan merupakan perayaan bagi seluruh masyarakat yang pernah merasakan hebatnya dampak pendidikan. Kegiatan ini juga menjadi wadah tempat berkumpulnya para individu, organisasi atau komunitas dengan inisiatif, inovasi dan bukti praktik cerdas di lapangan yang konstruktif bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Ini semua sebagai bentuk sumbangsih mereka bagi bangsa, sesuai minat dan kemampuan masing-masing,” tambah Najelaa.(EVA)

Tokoh-Tokoh yang Memelopori Kebangkitan Nasional

By : Reynaldi
Hari Kebangkitan Nasional jatuh setiap tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Makna dari kebangkitan nasional itu sebenarnya adalah titik awal bangkitnya rasa persatuan dan kesatuan setelah tempaan 350 tahun masa penjajahan.
Pergerakan tersebut tentunya tidak terjadi begitu saja. Ada pihak-pihak yang menjadi pelopor tergeraknya rasa persatuan dan kesatuan untuk bangkit. Tokoh-tokoh berikut adalah pelopornya.

1. Sutomo




Tokoh yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Tomo ini memang tokoh yang banyak berpengaruh pada perjuangan rakyat, khususnya rakyat Surabaya. Masih ingatkah kamu pidatonya yang begitu menggebu-gebu untuk membangkitkan semangat arek-arekSurabaya?
Saat itu di tahun 1945, Bung Tomo hendak membangkitkan rasa persatuan guna mengusir NICA, peristiwa inilah yang menjadi asal muasal peringatan hari Pahlawan pada 10 November.

2. Ir. Soekarno




Salah satu Bapak Bangsa ini memang tidak perlu diragukan lagi peranannya. Tokoh yang juga dikenal sebagai orator handal yang bisa menggerakan emosi siapapun yang mendengarnya, ikut tergugah dan memiliki satu visi misi terhadap esensi pidato yang disampaikan.
Tokoh proklamator Indonesia, pencetus pancasila, dan membina hubungan internasional merupakan peranan Soekarno. Bahkan, Soekarno yang menerapkan gerakan non-blockkala itu berhasil bekerja sama dengan Uni Soviet -sekarang Rusia- dan namanya diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Rusia.

3. Dr. Cipto Mangunkusumo




Salah satu tokoh "tiga serangkai", pendiri Indische Partij, salah satu organisasi politik pertama yang rajin melontarkan kritik terhadap pemerintahan. Sikap kiritsnya memang sudah tampak sejak bersekolah di STOVIA. Banyak tulisan-tulisan dirinya yang memuat kritik ketidakpuasan akan pemerintahan Belanda yang sedang berjalan saat itu.
Tulisan-tulisannya dimuat di De Locomotief, suratkabar harian kolonial yang berkembang saat itu. Fokus tulisan darinya berada di topik sistem pemerintahan, juga diskriminasi yang dilakukan terhadap pribumi. Karena tulisannya tersebut, Cipto sering mendapat teguran dari pemerintah. Bukan berhenti, beliau malah keluar dari dinas pemerintah dan diharuskan membayar uang ikatan dinasnya yang tidak sedikit jumlahnya.

4. Ki Hajar Dewantara




Tokoh yang terkenal peranannya di dunia pendidikan. Bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, menjadi Ki Hajar Dewantara sejak tahun 1922. Tidak hanya berperan dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga seorang politisi dan kolumnis. Juga tokoh "tiga serangkai" pendiri Indische Partij.
Langkah terbesarnya dengan mendirikan Taman Siswa. Lembaga yang membuka kesempatan bagi rakyat jelata untuk memperoleh pendidikan yang layak. Seperti yang kita tahu, saat era kolonial tidak semua orang pribumi bisa mengenyam pendidikan. Hanya anak-anak dari bangsawan dan orang-orang berpengaruh yang diizinkan duduk di bangku sekolah.

5. dr. Douwes Dekker




Pria kelahiran Pasuruan ini pelengkap tokoh "tiga serangkai" yang bersama mendirikan Indische Partij. Penulis kritik tentang pemerintah, wartawan, serta aktivis politik menjadi hal-hal yang mengidentikkan diri dengan tokoh yang memiliki nama lengkap dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker ini. Selain itu, beliaulah penggagas nama Nusantara sebagai tanah Hindia Belanda yang merdeka.
Dari kelima tokoh Hari Kebangkitan Nasional yang telah dijabarkan sebelumnya, kamu minimal bisa mengambil satu atau dua poin mengenai makna dari kebangkitan nasional itu sendiri. Mereka berpikir dengan begitu lugas saat situasi sulit, saat sudah mudah seperti sekarang seharusnya pemikiran yang tercetus dapat lebih mungkin untuk direalisasikan.
Tag :

Budi Utomo, Awal Kebangkitan Nasional

By : Reynaldi

Organisasi Budi Utomo lahir pada tanggal 20 Mei 1908 dan menjadi tonggak permulaan pergerakan nasional di Indonesia. Pada awal berdirinya, organisasi Budi Utomo hanya bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya. Organisasi ini mendirikan sejumlah sekolah yang bernama Budi Utomo dengan tujuan berusaha memelihara serta memajukan kebudayaan Jawa. Anggota Budi Utomo terdiri dari kalangan atas suku Jawa dan Madura.


budi utomo
Budi Utomo memiliki sejumlah tokoh penting, antara lain: Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Gunawan Mangunkusumo. Sejak tahun 1915 organisasi Budi Utomo bergerak di bidang politik. Gerakan nasionalisme Budi Utomo yang berciri politik dilatari oleh berlangsungnya Perang Dunia I. Peristiwa Perang Dunia I mendorong pemerintah kolonial Hindia-Belanda memberlakukan milisi bumiputera, yaitu wajib militer bagi warga pribumi.

Dalam perjuangannya di bidang politik, Budi Utomo memberi syarat untuk pemberlakuan wajib militer tersebut. Syarat tersebut adalah harus dibentuk terlebih dulu sebuah lembaga perwakilan rakyat (Volksraad). Usul Budi Utomo disetujui oleh Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum sehingga terbentuk Volksraad pada tanggal 18 Mei 1918. Di dalam lembaga Volksraad terdapat perwakilan organisasi Budi Utomo, yaitu Suratmo Suryokusomo.

Menyadari arti penting manfaat organisasi pergerakan bagi rakyat, maka pada tahun 1920 organisasi Budi Utomo membuka diri untuk menerima anggota dari kalangan masyarakat biasa. Dengan bergabungnya masyarakat luas dalam organisasi Budi Utomo, hal ini menjadikan organisasi tersebut berfungsi menjadi pergerakan rakyat. Kondisi ini dibuktikan dengan adanya pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut kehidupan yang lebih baik.

Sejak tahun 1930 Budi Utomo membuka keanggotaannya untuk semua bangsa Indonesia. Dalam bidang politik, Budi Utomo memiliki cita-cita untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Dengan demikian, Budi Utomo telah berkembang menjadi sebuah organisasi dengan sifat dan tujuan nasionalisme.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 1935 Budi Utomo menggabungkan diri dengan Partai Bangsa Indonesia (PBI) yang didirikan oleh Dr. Sutomo. Hasil peleburan Budi Utomo dan PBI adalah Partai Indonesia Raya (Parindra) yang diketuai oleh Dr. Sutomo.
Tag :

Sejarah Harkitnas

By : Reynaldi
Masa kebangkitan nasional ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo [20 Mei 1908] & ikrar Sumpah Pemuda [28 Oktober 1928]. Masa ini merupaken salah satu dampak politik etis yg mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.


Pada 1912 berdiri Partai Politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam [Solo], KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah [Yogyakarta] & Dwijo Sewoyo & kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Suwardi Suryaningrat yg tergabung dlm Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens Nederlander was [Seandainya aku orang Belanda], 20 Juli 1913 yg memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo & Suwardi Suryaningrat dihukum & diasingkan ke Banda & Bangka, tetapi karena “boleh memilih”, keduanya dibuang ke Negeri Belanda.
Di Belanda Suwardi justru belajar ilmu pendidikan & dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda. Saat ini, Tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi diawalai dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Tag :

SMKN 2 Antusias Sambut Zetizen

By : Reynaldi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Zetizen Riau Pos terjun langsung memperkenalkan rubrik baru dan program-program nasional www.zetizen.com ke lingkungan pendidikan di Pekanbaru. Aksi tersebut disambut antusias para pelajar yang tergabung dalam generasi Z.

Hal ini terlihat dalam kunjungan Zetizen Riau Pos ke SMKN 2 Pekanbaru Jalan Pattimura, Kamis (12/5). Para pelajar terlihat tertarik dengan program yang ditawarkan Zetizen Riau Pos.

Humas SMKN 2 Pekanbaru Benni Gustinal menyambut hangat atas kunjungan Zetizen Riau Pos. Menurutnya, banyak hal-hal positif yang dapat dipetik dari kunjungan Zetizen Riau Pos ke SMKN 2 Pekanbaru.

Diakuinya, dengan adanya kegiatan seperti ini, siswa bisa lebih menambah wawasannya dalam pengetahuan bidang jurnalistik. Serta dapat mengeksplorasi diri dengan hal-hal positif sesuai perkembangan zaman.

”Kami mengucapkan terima kasih ada kunjungan tim Zetizen Riau Pos. Semoga ke depan kita bisa melakukan kegiatan yang sama dengan audience yang lebih besar lagi,” ungkapnya.

Salah seorang pelajar yang ikut dalam sosialisasi ini, Alvin Firdaus dari jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) kelas X mengungkapkan apresiasinya. Ia menilai, kegiatan sosialisasi Zetizen Riau Pos sangat menarik dan cocok untuk pembaca muda.
”Banyak hal-hal positifnya. Kami bisa menambah wawasan di luar pelajaran sehari-hari yang ada di sekolah,’’ imbuhnya.
Sementara itu Koordinator Zetizen Riau Pos Marrio Kisaz menerangkan rubrik Zetizen dan mengajak siswa untuk bergabung menjadi member Zetizen nasional. ”Zetizen memang dirancang khusus bagi mereka yang dianggap masih generasi Z yakni pada rentang usia 13-20 tahun. Banyak keseruan dan manfaat jika bergabung menjadi member dan aktif di Zetizen. Selain menambah wawasan dan pengetahuan, juga banyak hadiah yang menarik,” ujarnya.

Marrio juga menjelaskan berbagai program yang dijalankan Zetizen Riau Pos hingga program nasional Jawa Pos Group di www.zetizen.com. Seperti member yang paling aktif dalam web Zetizen akan diperlombakan untuk diberangkatkan liburan ke New Zeiland.(k/rul)

- Copyright © 2014 Harkitnas - Best Viewed on Google Chrome V.38 1365x767px -